Rabu, 16 Juli 2014

Liburan Ke Prabumulih

 Perjalanan Seru Ke Prabumulih


Zahwa ingin berbagi pengalaman selama liburan kenaikan kelas bulan Juli 2014 yang lalu. Zahwa liburan yang lalu diajak Papa ke Prabumulih menengok Niay. Niay adalah sebutan Nenek didaerah asal papa. Zahwa sudah lama tidak bertemu Niay, Zahwa kangen sekali, jadi Zahwa mau diajak ke rumah Niay.

Perjalanan ke rumah Niay panjang sekali. Pertama Zahwa ke Yogya menaiki bus Damri dari Purworejo. Setelah itu Zahwa menaiki pesawat jurusan Yogya – Jakarta dari bandara Adi Sucipto, saat itu Zahwa menaiki pesawat yang bernama City Link pesawatnya besar warnanya hijau dan putih. Saat di pesawat Zahwa dan Papa disuruh pakai sabuk pengaman, perjalanan dari Yogya – Jakarta 50 menit. Saat naik pesawat telinga Zahwa sakit lalu diberi papa kapas agar tidak sakit lagi.

Saat sampai di bandara Jakarta yang namanya Halim Perdana Kusuma Zahwa dan Papa menunggu pesawatnya selama dua jam, jadi Zahwa membaca – baca dulu ditoko buku yang ada di ruang tunggu bandara tetapi tidak membeli hanya dibaca. Setelah pesawatnya sudah datang Zahwa dan Papa menaiki pesawat jurusan Jakarta – Palembang. Zahwa itu juga menaiki pesawat City Link. Zahwa dan Papa pakai sabuk pengaman dahulu. Perjalanannya juga selama 50 menit.

Setelah sampai di bandara Palembang yang namanya Sultan Mahmud Badarudin 2. Zahwa dan Papa dijemput oleh Bapak Heru naik mobil. Perjalanan dari Palembang ke Prabumulih selama 2 jam. Zahwa merasa kecapekan, tapi Zahwa senang karena bertemu Niay dan keluarga besar di Prabumulih.
Selama di Prabumulih Zahwa tinggal di rumah Niay, di rumah Niay ada Bunda Nia, Papa Abu, Abang, Nabila, dan Nadia. Papa Abu itu kakaknya Papa, ada lagi Bapak Heru kakaknya Papa juga, Bunda Iya adiknya Papa, Bunda Iya dan Bapah Heru tinggal di rumah masing – masing. Zahwa di sana bermain bersama Abang, Nabila dan Nadiya. Biasanya bermain tab, bermain mainan, bermain kejar – kejaran. Zahwa kadang – kadang ke rumah Bunda Iya dan Bapak Heru.

Suatu hari, Zahwa, Abang, Nabila dan Nadiya pergi berenang tapi kolam renangnya ramai sekali jadi tidak jadi berenang tapi besok akan berenang dan kolam itu tidak ramai. Setelah itu Zahwa, Abang, Nabila dan Nadiya berenang di kolam yang dalam, tapi setelah itu Zahwa muntah karena kebanyakan makan di rumah Bapak Heru. Setelah itu kami bilas dan pulang, sebelum pulang ke rumah Niay kami makan bakso dahulu.




Senin, 14 Juli 2014

IMARia 2014

Lomba IMARia



foto Zahra, Citra, Zahwa, dan Riska.

Zahwa sekarang mulai ikutan sempoa di rumah, karena mama jadi pengelola sekolah sempoa. Zahwa ikut sempoa dari bulan Januari 2014. Zahwa harusnya masuk kelas sempoanya 2 kali seminggu, tapi kalau Zahwa masih mau ya ikut terus. Suasananya senang sekali saat Zahwa belajar sempoa, karena saat belajar sempoanya itu ada teman – teman Zahwa banyak sekali, ada Jihan, Lingga, Tian, Ridho, Citra, Zahra, dan teman – teman yang lain. Ada juga bu Kiki guru yang mengajarin Zahwa dan teman – teman sempoa.


Photo Bareng Sebelum Lomba


Saat tanggal 22 Juni 2014 ternyata ada lomba IMAria di Yogya. Zahwa dan teman – temannya banyak yang mau ikut, tapi ada juga sih yang nggak mau ikut. Zahwa dan teman – teman yang mau ikut itu berlatih sama bu Kiki ngerjain soal – soal IMAria yang tahun kemarin. Kami selalu banyak ngerjainnya karena kalau sekali ngerjain dapat bintang, bintang itu nanti bisa di tukar sama hadiah yang lainnya jadi Zahwa dan teman – teman jadi senang sekali. Kalau kami kebanyakan ngerjain soal pasti bilangnya pusing soalnya kebanyakan ngerjain soal – soal IMAria. Kami saat ngerjain soal IMAria selalu diwaktuin, soal – soalnya banyak banget tapi waktunya sebentar banget.


Bareng Bu Kiki


Saat tanggal 22 Juni 2014 kami berangkat ke Yogya  pagi – pagi pukul 06.30, kami berangkat menaiki mobil. Saat itu yang ikut IMAria Zahwa, Lingga, Noval, Citra, Riska, Ridho, sama kakaknya Citra yaitu Ulung. Kami didaftari sama papa, kami dapat jajan. Yang ikut lomba IMArianya banyak......... sekali, soal – soalnya nggak susah bangetlah kayak saat latihan sama bu Kiki tapi soalnya tidak sama sih tapi kalau menurut Zahwa biasa saja. Habis lomba kami makan roti dan jajan – jajannya yang banyak sekali itu. Habis itu kami lomba lagi kami lomba matematikanya, saat masuk ruangan lantainya licin sekali jadi kami harus hati – hati sekali, habis itu kami diatur sama kakak – kakaknya. Setelah lomba matematika selesai kami makan nasi dahulu, habis itu Zahwa, Citra, Riska, dan Zahra berfoto bersama  di batu, di rumput dan ditempat yang lain. Kami senang sekali ikut lomba IMAria di Yogya, rasanya asyik sekali ikut lombanyaya. Saya dan Citra Bermain berseluncur ditempat lantai yang licin itu lo.


Foto Bareng 


Pada saat pembagian piala, Zahwa, Lingga, Noval, dan Riska menunggunya lama sekali karena kalau masuk ruangannya sumpek sekali, karena ada orang tuanya juga masuk kedalam sih jadi malah sumpek. Na, pada saat pembagian hadiah Zahwa harapan 1, Lingga harapan 3, Noval harapan 2, Riska harapan 3, Citra harapan 3, Zahra harapan 3. Piala itu berwarna ungu dan ada putihnya. Kami semua senang karena dapat piala, selain piala kami semua juga dapat celengan. Kami juga difoto mama saat diatas panggung sambil memegang piala. Zahwa dan teman – teman senang karena bisa mengikuti lomba IMAria ini. Sehabis itu kami semuapun masuk mobil dan pulang. Hari itu melelahkan tetapi semua senang.


Minggu, 13 Juli 2014

Pengembala dan Serigala

Pengembala Dan Serigala.

Pada suatu hari, ada seorang pengembala domba. Setiap hari dia selalu menjaga domba – domba itu makan rumput. Pengembala mengembalakan domba – dombanya tidak terlalu jauh dari sebuah desa. Jika ada serigala yang akan memakan domba – dombanya itu, pengembalapun berlari kearah desa dan meminta tolong kepada penduduk desa.
Pada suatu hari pengembala mulai bosan dengan pekerjaannya itu. Pengembalapun berlari kearah desa dan menjerit minta pertolongan tolong… tolong… ada serigala di sini, tolong… tolong… selamatkan domba – domba kata pengembala. Serigala serigala mari kita bantu kata penduduk desa. Tetapi penduduk desa tidak melihat adanya serigala, tetapi penduduk desa hanya melihat pengembala domba yang sedang tertawa terbahak – bahak. Penduduk desa pun pergi meninggalkan pengembala dan melanjutkan pekerjaan – pekerjaan mereka.

Sepertinya seru jugaya satu kali lagiah kata pengembala. Pengembalapun menjerit lagi dan minta tolong. Tolong… tolong… ada serigala disini, Tolong… tolong… selamatkan domba – domba kata pengembala. Serigala serigala mari kita bantu kata penduduk desa. Tetapi penduduk desa tidak melihat adanya serigala, tetapi penduduk desa hanya melihat pengembala domba yang sedang tertawa terbahak – bahak. Penduduk desa pun pergi dengan perasaan marah. Tiba – tiba aaauuu… bunyi serigala akan memakan domba. Tolong... tolong… ada serigala disini, tolong… tolong… selamatkan domba – domba kata pengembala. Serigala serigala kami tak percaya lagi dia slalu mainkan kami kata penduduk desa tidak percaya dengan omongan pengembala itu. Serigalapun memakan domba – domba yang cukup banyak. Pengembalapun sudah tak punya domba – domba yang sangat banyak lagi. Pengembalapun menyesal karena perbuatannya itu, ia berjanji tidak akan berbohong kepada siapapun.